PENGUKURAN
RISIKO
Setelah
manajer risiko mengidentifikasi risiko yang bisa terjadi di perusahaan makan
tugasnya selanjutnya adalah mengukur risiko tersebut
1.
untukk menetukan relatif pending nya
2.
untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kobinasi
peralatan manajemen risiko yang cocok unruk menanganinya
DIMENSI YANG HARUS DI UKUR
Informasi
yang di perlukan berkenan dengan dua dimensi di ketahui adalah:
1.
frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi
2.
keprahan dari kerugian itu
Paling
sedikit dari dimensi dimensi itu yang ingin di ketahui adalah
1.
rata-rata nilai dalam periode anggaran
2.
variasi nilai itu, dari satu periode nilai anggaran ke periode anggara sebelum
atau berikutnya
3.
damapk keseluruhan kerugian itu jika di tanggung sendiri, harus di masukkan ke
dalam analisis, jadi tidak hanya nilainya dalam rupiah saja
Mengapa
kedua dimensi itu di perlukan?
Kedua
dimensi itu di pelukan untuk menilai relatif pentingnya suatu exposure terhadap
kegiatan potensial. Berlawan dengan
pandangan banyak orang, pentingnya suatu exposure bagi kerugian tergantung
sebagai besar atas keparahan kerugian potesnisal itu, bukan pada frekunesi
potensial.
MENENTUKAN KEPARAHAN
Dalam
menentukan perahan kerugian manajer harus berhati-hati untuk memasukkan semua
kerugian yang mungkin bisa terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu,
sebagaimana dampaknya yang terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Sebagai
contoh misalnya, musibah kebakaran yang menghancurkan bangunan perusahaan
beserta isinya, yang menimbulkan total kerugian sebesar Rp. 300.000.000.- untuk
melaksanakan pemulihan perusahaan perlu tutup selama enam bulan,dan menbah
kerugian penghasilan sebesar Rp. 400.000.000.-
Jumlah
kerugian total sebesar Rp. 700.000.000.- jika tidak dapat di tanggung dalam
semua kerugian tersebut makan dalam waktu singkat perusahaan bisa jatuh
bangkrut.
Selain
untuk menentukan relatif pentingnya, suatu kerugian potensial perlu juga di
ukur untuk menolong mendaptakan informasi dalam penetapan cara terbaik untuk
menangani risiko tersebut. Sebagai contoh rata-rta frekuensi kerugian dikalikan
rata-rata keparahan kerugian akan sama dengan total kerugian harpan rata-rata
dalam setahun.
PENGUKURAN RISIKO DENGAN DISTRIBUSI
PROBABILITAS
Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi
masing-masing outcome yang mungkin.
Tiga macam distribusi probabilitas
memperlihatkan outcome yang mungkin untuk :
1 Total kerugian pertahun ( atas periode budget)
2 Banyak kejadian pertahun
3 Kerugian perkejadian
Untuk mengambarkan 3 jenis
probabilitas itu, kita mepertimbangkan contoh tentang kerugian tabrakkan mobil.
1 Total kerugian harta lansung ( tidak termasuk
kerugian net income, liability loss, atau personal)
2 Banyak tabrakkan pertahun
3 Total kerugian harta pertabrakkan
Contoh ini berkenaan dengan suatu
jenis kerugian untuk semua unit yang dihadapkan pada kerugian dengan satu
penyebab (tabrakkan) distribusi porbabilitas bisa dibangun unutk menghargai
kombiansi dari pada :
1 Jenis kerugian
2 Unit-unit yang mengalami exposure
3 Penyebab kerugian
Misalnya kehilangan harta sementara
dalam pengangkutan karena di curi orang, kerugian tanggung-gugat yang timbul
karena kelalaian dan seterusnya.
Akhirnya, untuk kebanyakkan keputusan
manajeman risiko, sebaiknya juga membangun distribusi probabilitas untuk total
kerugian sesudah pajak dan distribusi probabilitas kerugian sesudah pajak pada
setiap kejadian.
KONSEP PROBABILITAS
Dalam menjelaskan konsep mengenai
probabilitas kita awali dengan konsep mengenai “sample space” (lingkungan
kejadian) dan “event” suatu kejadian peristiwa. Bayangkanlah suatu set, S dari
kemungkian kejadian atau hasil dari suatu keadaan tertentu. Set S tersebut mungkin
saja berupa daftar dari jumlah tabrakan kendaraan di suatu wilayah tertentu,
tahun tertentu. Set seperti ini alah ayng akan sebung dengan “sample space”
dari kejadian atau peristiwa yang akan kita amati.
Sealnjutnya bayangkan lh segman atau
bagian kecil dari total set terebut, yang kita lambangkan dengan E. Hal ini
kitra sebut dengan subjet dari S. Dalam
asuransi kendaraan sedan mewah yagn harganya Rp. 25.000.000.- atau lebih pada
suatu wilayah tertentu tahu tertentu.
Apabila W(s) Merupaka jumlah keseluruhan
bobot dalam set S, dan W(e) merupakan jumlah keseluruhan bobot dalam subjet E,
maka probabilitas P, yang menunjukan jumlah tabrakan kendaraan sedan dapat
diekspresikan sebagai berikut :

S =
set peristiwa yang di amati
E = subset
Apabila kita mengasumsikan bahwa
seluruh kejadian dalam set S mempunyai tingakt kemungkian kejadian yang sama
maka ekspresi di atas dapat di sederhanakan mejadi

Dengan alur pemikiran yang maka
probabilitas tidak terjadinya tabrakkan mobil sedan mewah adalah

Sebagai halan bahan ilustrasi kita
bahwa set S, teridir dari 10.000 buah mobil sedan mewah sejumlah 9.000 buah
harga di bawah Rp. 25.000.000.- dan sebesar 1000 buah harga Rp 25.000.000.-
atau lebih. Untuk mobil yang berharga 25.000.000 atau lebih di beri bobot 2,
sesuai engan formula yg di atas maka:




Apabila seluruh event mendapatkan
bobot yang sama maka:







Dari
hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kita memberikan bobot yang
berbeda untuk kedua kelompok kendaraan tersebut maka probabilitas terjadinya
tabrakan mobil sedan mewah adalah 2/11 atau probabilitas tidak terjadinya
tabrakan adalah 9/11.
Aksioma yang
mendasari definisi probabilitas
Diasumsikan
bahwa dalam teori probabilitas, pemberian bobot kepada masing-masing event
dalam set S, maka sebagai rasio antara kejadian sub-set terhadap kejadian dalam
set S, maka dengan jelas dapat dilihat bahwa probabilitas, seluruh kejadian
apabila ditambahkan adalah sama dengan satu, dan apabila sebaliknya,
probabilitas dari event yang sudah pasti
tidak akan terjadi adalah nol. Dengan perkataan lain, jika probabilitas
akan terjadi P, maka probabilitas tidak akan terjadi adalah (1-P).
Dari
penjelasan di atas kita dapat dinyatakan bahwa ada 3 (tiga) aksioma yang
mendasari definisi probabilitas yaitu:
1 Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang terletak antara 0 dan 1
yang diberikan kepada masing-masing event.
2 Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event
yang saling pilah dalam set , adalah 1.
3 Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok ecent yang
saling pilah dalam suatu set adalah merupakan hasil penjumlahan dari
masing-msing probabilitas event tersebut.
Probabilitas
merupakan aproksimasi (Probability is approximate)
Hanya
dalam kasus-kasus tertentu yang sangat jarang terjadi kita dapat mengetahui
probabilitasnya secara mutlak. Sebagai contoh misalnya saja dalam satu kotak
yang berisi 4 buah bola putih dan 6 buah bola merah (tentu saja diasumsikan
kita tidak dapat melihat kedalam kotak). Dalam contoh ini maka probabilitas
tertariknya satu bola putih dalam satu kali penarikan adalah 0,4 atau 40%.


Akan
tetapi dalam kenyataan yang sesungguhnya ketepatan seperti di atas jarang
sekali terjadi, karena misalnya dalam contoh lain, tentunya akan sangat sulit
untuk menentukan secara tepat jumlah yang akan meninggal di dunia dalam
sekelompok orang, berapa persen mobil yang akan bertabrakan dalam tahun
tertentu, atau berapa persen dari pekerja yang akan melakukan pencurian,
misalnya.
Apa
yang dapat kita lakukan adalah mengobservasi berapa jumlah kematian yang
terjadi dari sekelompok orang yang jumlahnya besar, berapa jumlah mobil yang
bertabrakan dari sejumlah besar mobil dan berapa jumlah pekerja yang melkukan
pencurian dari total pekerja yang jumlahnya besar. Kejadian-kejadian ini
kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka
mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas.
Dari
sudut empiris maka probabilitas dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya
event dalam jangka panjang yang dinyatakan dalam persentase. Apabila suatu event
terjadi selama W kali dari jumlah n kasus kemungkinan terjadinya event
tersebut, maka probabilitas empiris nya dapat dinyatakan dengan W/n.
Percobaan (Trial)
yang Independen
Sama
seperti 2 atau lebih event yang independen satu sama lain, maka hasil dari
jumlah percobaan pun dapat dianggap independen. Dalam kasus ini samplw space
didefinisikan sebagai serangkaian percobaan (succesive trials) dan hasilnya
adalah merupakan akibat yang dapat terjadi dalam masing-masing percobaan.
Random atau Acak
Event
atau outcome dikatakan terjadi secara acak atau random apabila untuk
masing-masing event mempunyai probabilitas yang sama. Kartu yang sudah dikocok
dengan baik akan mempunya kesempatan yang sama untuk ditarik yaitu 1/52, dan
untuk hal ini dapat dikatakan bahwa penarikan tersebut bersifat acak.
Peranan event
(outcome) yang independen dan acak (random)
Keacakan
dan keridaktergantungan (independen) event mempunyai peranan yang sangat
penting dalam asuransi. Underwriter akan berusaha untuk mengklasigikasikan unit-unit
exposure ke dalam kelompok-kelompok dimana kejadian atau kerugian dapat
dianggap sebagai event yang independen.
Event (outcome)
yang Berulang (Repeated Event)
Apabila
kita mengetahui bahwa probabilitasnya untuk terjadinya sesuatu dalam satu kali
percobaaan p, dan probabilitas tidak terjadinya adlah q=1-p, maka kita dapat
menghitung probabilitas suatu event selama r, kali dalam n, kali percobaan
dengan menggunakan formula binomial. Formula binomial ini menggunakan konsep
compound probability dan additive rule seperti diuraikan sebelumnya dan dengan
menggunakan formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binomial.
Untuk
dapat menggunakan formula binomial maka diasumsikan bahwa kondisi-kondisi
berikut ini dapat dipenuhi:
1. Ada suatu event atau hasil yang bersifat saling pilah atau mutally
exclusive
2. Probabilitas dari masing-masing event diketahui atau dapat
diestimasikan.
3. Mengingat bahwa masing-msing event berdiri sendir, maka
probabilitasnya tidak akan berubah dari percobaan yang satu ke percoban lainny
tetapi tetap konstan karena probabilitas terjadinya event sudah diketahui dan
hanya terdapat dua event maka probabilitas tika terjadinya event adalah
1-probabilitas terjadinya event (q=1-p_.
Expected value
(Nilai Harapan)
Expected
value dari suau event dapat ditentukan dengan membuat tabel untuk hasil-hasil
yang mungkin diperoleh dan menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan
probabilitasnya. Dengan menambahkan hasil masing-masing event tersebut dapatlah
diperoleh expected valuenya.
Sebagai
contoh misalnya diketahui bahwa apabila dari 100 buah rumah kemungkinan
terbakarnya satu rumah adalah 37% dan rata-rata untuk setiap kebakaran adalah
Rp 1.000.000,- maka expected value dari kerugian tersebut adalah Rp
370.000,-=(37% × Rp 1.000.000,-). Apabila terjadi kerugian, maka pihak asuransi
harus membayar sebesar Rp 1.000.000,-, tetapi pihak asuransi tidak merasa pasti
kerugian tersebut akan terjadi. Oleh karena itu pihak asuransi akan menetapkan
probabilitas terhadap kerugian seandainya terjadi dan kemudian mempertimbangkan
probabilitas terjadinya suatu kerugian serta menilainya pada tingkat expected
loss sebasar Rp 370.000,-. Demikian pula halnya apabila kemungkinan terbakarnya
dua buah rumah adalah 19% (dari tabel binomial) maka expected loss nya adalah
19% × Rp 2.000.000,-= Rp 380.000,- dan seterusnya.
Konsep
expected value ini seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
saja seorang kontraktor diminta untuk membangun sebuah gedung. Apabila semuanya
berjalan dengan baik dan tidak ada kondisi luar biasa yang timbul maka dia
memperhitung kan akan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 4.000.000,- denan
probabilitas sebesar 90%. Akan tetapi ada probabilitas sebesar 10% dia akan
mengeluarkan biaya tak terduga sebesar Rp 4.000.000,- untuk pematangan tanah
seandainya keadaan atau kondisi tanah tidak begitu baik. Dengan demikian
expected value dari kontrak tersebut adalah Rp 3.600.000 – Rp 400.000 = Rp
3.200.000,- atau seperti yang ditunjukan dalam perhitungan sebagai berikut.
Expected Value of Contract
Probabilitas Hasil Expected
Value
90% + Rp 4.000.000,- Rp 3.600.000,-


100% Rp
3.200.000,-
Pihak kontraktor di atas dapat
mempertimbangkan untuk membangun gedung tersebut, tentu saja dengan tidak lupa
mempertimbangkan kesempatan-kesempatan lain bagi perputaran modal nya.
Dengan
mengasumsikan keadaan lain tetap tidak berubah maka pihak kontraktor akan
menerima proposisi yang memberikan expected value tertinggi.
DUA MACAM TAFSIRAN TENTANG
PROBABILITAS
Bila seorang manajer risiko
menyatakan, bahwa probabilitas akan terbakarnya suatu gudang tertentu adalah
, maka ia menunjukan kemungkina relatif akan
terjadinya peristiwa itu. Oleh karena probabilitas bervariasi antara 0 dan 1,
maka timbul dua penafsiran tentang probabilitas
ini.


1.
Bahwa
dari seluruh gudang yang menghadapi resiko
yang sama di seluruh dunia diperkirakan akan terbakar. Penafsiran ini
didasarkan pada hukum bilangan besar (the law of large number)

2.
Jika gudang
tersebut dihadapkan pada kerugian kebakaran selam suatu jangka waktu yang
sangat panjang, maka kebakaran akan terjadi kira-kira dalam
dari jumlah tahun exposure.

Manajer risiko juga harus mempelajari pengalaman kerugian dari
gudang tertentu semenjak gudang itu dibangun, tetapi pengalaman ini barangkali
terlalu terbatas.
Penafsiran yang
didasarkan atas tinjauan seperti itu sudah barang tentu diperlunak oleh
kenyataan bahwa:
1) Gudang yang dikatakan serupa itu pada kenyataannya tidak pernah
persis serupa, misalnya walaupun sama tetapi berbeda likasi, konstruksinya dan
perawatannya.
2) Kondisi bisa berubah peninjauan pengalaman masa lalu itu
menyediakan sebaian dasar untuk suatu penaksiran probabilitas kerugian.
Selanjutnya persoalan ini akan dibahas lebih lanjut dlam seksi distribusi
probabilitas.
Penafsiran yang kedua sangat berfaedah dalam menetapkan tindkan
apa yang akan diambil berkenaan dengan exposure tersebut.
1.
Peristiwa yang saling pilah (mutually exclusive event)
Dua peristiwa ini dikatan saling pilah apabila terjadinya
peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain.
Menurut theorem (aturan) probabilitas, jika dua atau lebih
peristiwa yang mutuallu exclusive, maka probabilitas terjadinya salah stu
peristiwa itu adalah merupakan jumlah probabilitas masing-masing peristiwa.
Jadi jika A dan B merupakan dua peristiwa yang muatually exclusive, maka
probabilitas terjadinya A atau B dinyatakan sebagai berikut:
P (A atau B) = P(A) + P(B)
2.
Compound Event
Suatu compound events adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa
terpisah selama jangka waktu yang sama.
Metode untuk menentukan probabilitas suatu compound outcomes
tergantung atas apakah outcomes yang terpisah itu merupakan peristiwa bebas.
Dua peristiwa (outcomes) adalah bebas terhadap satu sama lain, jika terjadinya
salah satu peristiwa tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa
lainnya.
3. Peristiwa Bersyarat (Conditional Outcomes)
Probabilitas terjadinya A dan B dihitung dengan rumus:
P(A dan B) = P(A) × P(B/A) atau P(B
dan A) = P(B) × P(A/B)
P(A/B)
merupakan notasi untuk probabilitas bersyarat, yang berarti terjadinya
peristiwa B setelah peristiwa A terjadi. Jika kita misalkan probabilitas
terjadinya A atau P(A) adalah
dan P(B) adalah
dan P(A/B) adalah
.
Peristiwa A merupakan terbakarnya gudang A dan peristiwa B merupakan
terbakarnya gudang B.



Peristiwa
yang Inklusif
Misalkan kita berhadapan dengan dua
atau lebih peristiwa yang tidak mempunyai hubungan saling pilah (mutually
exclusive) dan kita ingin mengetahui probabilitas terjadinya paling sedikit
satu peristiwa di antara dua atau lebih peristiwa itu. Jika peristiwa itu lebih
dari dua, maka proses perhitungannya lebih rumit. Maka dari itu di sini akan
disajikan hanya probabilitas bahwa paling sedikit satu dari peristiwa itu akan
terjadi. Jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan peristiwa yang terpisah,
maka probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa adalah jumlah kedua
probabilitas terjadinya A atau B dikurangi dengan probabilitas terjadinya kedua
peristiwa itu:
P (A atau B) = P (A) + P (B) – P (A dan B)
Perhatikanlah,
bahwa kata “atau” dalam P (A atau B) dinamakan “atau inklusif”. Ini berarti A,
B atau keduanya terjadi. Dengan kata lain, paling sedikit salah satu dari kedua
peristiwa itu terjadi.
TOTAL KERUGIAN PERTAHUN
Distribusi probabilitas total
kerugian per tahun memperlihatkan masing-masing total kerugian yang mungkin
akan dialami oleh perusahaan yang bersangkutan., dalam tahun yang akan datang
dan probabilitas bahwa masing-masing total kerugian itu mungkin akan terjadi.
TABEL 4.1
Distribusi probabilitas hipotesis total kerugian per tahun
terhadap sebuah armada angkutan yang erdiri dari 5 mobil
Kerugian per
tahun (Rp)
|
Probabilitas
|
0
500.000
1.000.000
2.000.000
5.000.000
10.000.000
20.000.000
|
0,606
0,273
0,100
0,015
0,003
0,002
0,001
|
|
1,000
|
Jika
manajer resiko dapat memperkirakan distribusi probabilitas total kerugian
dengan tepat, maka akan dapat diperoleh informasi berkenaan dengan:
1. Probabilitas bahwa perusahaan akan menanggung sedikit kerugian.
2. Probabilitas bahwa kerugian yang parah akan terjadi.
3. Kerugian rata-rata pertahun.
4. Variasi hasil yang mungkin.
Variasi hasil yang mungkin
Dua
probabilitas boleh jadi menunjukan kerugian yang sama besarnya, tetapi variasi
distribusinya bisa berbeda. Makin besar variasinya maka makin besar resikonya.
Jika variasinya kecil, maka kerugian bisa diramalkan dengan baik dan karena itu
perusahaan ini bisa dinasihatkan untuk menanggung risiko itu dengan memasukan
sebagai biaya operasi. Jika variasinnya cukup besar dan hampir semuanya tidak
dapat diperkirakan, maka dalam hal ini sebaiknya risiko dipindahkan kepada
pihak lain.
BAGAIMANA MEMBANGUN DISTRIBUSI PROBABILITAS
Untuk membangun distribusi
probabilitas dapat dipergunakan:
1. Data historis atau pun
2. Distibusi probabilitas yang teoristis
Data Historis
Dengan
mengamati berualang kali berbagai kerugian potensial yang telah terjadi selama
jangka waktu lama yang kondisinya serupa, maka dapat diperoleh informasi berapa
kalikah terjadinya kerugian itu dalam masa tertentu. Tetapi jarang orang
mempunyai pengalaman yang cukup luas untuk membangun distribusi probabilisa
menurut cara ini.
Distribusi Teoristis
Distribusi
probabilitas teroristis adalah distribusi yang bisa diharapkan terjadi
berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya atau berdasarkan kepada
pertimbangan teoristis. Ada banyak macam distribusi probabilitas teoritis,
tetapi yang penting dibahas disini adalah distribusi normal, distribusi
binomial, dan distribusi Poisson.
BANYAKNYA KEJADIAN PER TAHUN
Jika
setiap kejadian menghasilkan kerugianyang sama jumlahnya, maka distribusi
banyaknya kejadian per tahun dapat diubah kedalam suatu distribusi total
kerugian per tahun dengan memperkalikan masing-masing banyaknya kejadian yang
mungkin, dengan kerugian rata-rata kejadian.
DISTRIBUSI POISSON
Satu
lagi distribusi probabilitas yang telah terbukti berguna dalam memperkirakan
probabilitas bahwa sebuah perusahaan akan menderita sejumlah tertentu kejadian
selama tahun berikutnya adalah distribusi Poisson. Menurut distribusi ini,
probabilitas bahwa akan terjadi r kejadian adalah:

Dimana m adalah rata-rata atau nilai
yang diharapkan (expected value), e selalu 2,71828............, r ! adalah r
(r-1)(r-2).......1.
Deviasi standar distribusi ini adalah
. Distribusi
Poisson besat manfaatnya jika yang perlu hanya untuk memperkirakan jumlah
rata-rata kejadian.

Distribusi
Poisson bekerja baik bila dipenuhi 2 ketentuan berikut:
1. Ada paling sedikit 50 unit yang dihadapkan dengan bebas terhadap
kerugian.
2. Probabilitas bahwa sesuatu unit akan menderita suatu kerugian
adalah sama besarnya bagi semua unit dan kurang dari
.

Kondisi diatas dapat dipenuhi dengan
dua cara:
Pertama: perusahaan bisa
mempunyai paling kurang 50 unit, masing-
masing bisa menderita paling banyak satu kehadian per tahun,
probabilitas kurang dari
bahwa sesuatu unit tertentu akan mengalami
satu kejadian.

Kedua: Jumlah unit boleh
kurang dari 50, tetapi masing-masing unit bisa mengalami lebih dari satu
kejadian selama exposure period. Setiap hari, jam, menit atau lain-lain
subperiod dipandang sebagai exposure bebas terpisah, jadi bertambah dengan
pesat banyaknya unit yang dihadapkan pada kerugian.
KERUGIAN PERKEJADIAN DALAM JUMLAH RUPIAH
Peneliti
juga sudah berhasil menerangkan distribusi probabilitas tentang kerugian per
kejadian. Distribusi ini menyatakan probabilitas bahwa kerugian dalam suatu
kejadian akan mengasumsikan berbagai nilai. Sebagai contoh diasumsikan kerugian
yang mungkin per tabrakan adalah Rp 500.000,-, Rp 1.000.000,-, Rp 5.000.000,-
dan Rp 10.000.000,-, dengan probabilitasnya masing-masing adalah 0,900, 0,080,
0,018, dan 0, 002.
Nilai harapan adalah:
(0,900 × 500.000) + (0,080 ×
1.000.000) + (0,018 × 5.000.000) + (0,002 × 10.000) = Rp 640.000,-
DISTRIBUSI KOMPONEN TOTAL KERUGIAN PER TAHUN DAN DISTRIBUSI
PROBABILITASNYA
Karena total kerugian dalam satu tahun
merupakan hasil dari jumlah kejadian pertahun dan rata-rata kerugian per
kejadian, maka orang dapat membuat beberapa pernyataan atau daftar tentang
total kerugian dalam rupiah per tahun jika orang mempunya distribusi
probabilitas untuk banyaknya kejadian dan kerugian per kejadian.
Total kerugian-harapan per tahun sama
dengan jumlah harapan kejadian dikalikan dengan kerugian harapan per kejadian.
No comments:
Post a Comment